jump to navigation

Bangkitkan Gairah dengan Aromaterapi December 29, 2006

Posted by satriawan in Sex & Keluarga.
2 comments

Kala kebosanan mulai menyergap kehidupan suami istri, bangkitkanlah gairah anda berdua dengan aromaterapi. Cara ini bisa dijadikan sebagai alternatif. Kelewat banyak pikiran atau kehidupan rutin bisa membuat hubungan suami istri jadi renggang. Apalagi kalau keduanya sama-sama sibuk. Padahal, banyak cara bisa ditempuh untuk menghangatkan kembali ranjang yang sudah dingin. Salah satunya, aromaterapi pembangkit gairah yang diyakini dapat membantu membangkitkan gairah seksual.

Terapi ini merupakan bagian dari aromaterapi yang sudah terkenal ratusan tahun yang lalu. Selain untuk memelihara kebugaran tubuh, aroma terapi juga digunakan untuk merawat infeksi atau memperbaiki kulit, semisal bekas jerawat atau gigitan serangga. Disamping itu, baik juga untuk fikiran dan perasaan. Soalnya, selain bisa memulihkan semangat, sekaligus mampu menyegarkan jiwa raga, terutama membangkitkan gairah seksual anda yang terpendam. Dengan bantuan minyak murni atau essential oil (EO) yang berasal dari bunga, biji, batang dan daun, terapi diberikan kepada yang memerlukannya. Minyak ini benar-benar bebas dari bahan kimia.

Pada dasarnya aroma terapi bisa membangkitkan gairah seks dengan dua cara. Yakni lewat aroma yang dibakar dengan burner dan uap air hangat atau dipijat agar memungkinkan EO masuk melalui pori-pori. Lewat hirupan, aroma akan masuk ke dalam otak, kemudian mempengaruhi bagian-bagian dalam otak yang bertugas mengkoordinasikan hormon pembangkit gairah seks.

Begitu pula dengan menghirup uap dari beberapa tetes sari minyak murni pada baskom air panas. Cara ini sangat berkhasiat membersihkan dan memberi kenyamanan pikiran dan perasaan. Sedangkan lewat pemijatan, aroma pembangkit gairah akan masuk melalui pembuluh darah yang kemudian diteruskan ke otak. Agar dapat hasil lebih baik, EO pembangkit gairah semisal yasmine atau patchouli, harus dicampur dengan EO lain yang khasiatnya mampu menyegarkan, menghilangkan rasa lelah dan memberi semangat seperti arrange dan mandarin. Kombinasi ini bisa memaksimalkan hasil yang ingin dicapai, yakni gairah yang muncul dibarengi kesegaran dan semangat. Sebab, percuma saja kalau gairah meningkat namun loyo.

Akan lebih bagus lagi bila aromaterapi gairah diawali dengan perawatan spa serta pijatan untuk membuat rileks otot-otot yang kaku. Karena itu, bagian yang dipijat pun sering mengalami pegal dan kaku seperti perut, punggung, leher, paha dan kaki. Treatment semacam ini cukup ampuh saat aromaterapi, gairah akan lebih mudah dibangkitkan

Nasi Goreng Pedas Cepat Saji December 22, 2006

Posted by satriawan in Wisata Boga.
2 comments

Tidak punya banyak waktu untuk menyiapkan sarapan pagi? Nah, bagi Anda yang sibuk, bisa mencoba menu nasi goreng spesial ini. Selain cepat dimasak, soal rasa juga tidak kalah dengan nasi goreng restoran.

Bahan Nasi Goreng Pedas
• 100 gram Nasi
• 20 gram Daging Ayam
• 20 gram Udang
• 20 gram Buncis Muda
• 2 buah Lombok kecil
• 1 ruas Nanas potong kotak

Bumbu:
• 5 gram Kaldu Bubuk
• 5 gram Kecap Asin
• secukupnya Merica
• 1 sendok teh Minyak Wijen
• 1 sendok teh Minyak Goreng
• 2 buah Kuning Telur

Cara Memasak:
1. Masukkan minyak wijen dan minyak goreng, hingga panas, kuning telur dimasukkan, aduk hingga hancur.
2. Bawang putih dan buncis dimasukkan, aduk hingga aroma dari bawang putih keluar, lalu masukkan nasi.
3. Beri bumbu sesuai sesuai resep.
4. Aduk hingga betul-betul tercampur. (md)

9 Pertanyaan sebelum ber-waralaba December 22, 2006

Posted by satriawan in Wirausaha.
add a comment

Di Indonesia sendiri saat ini waralaba sudah mulai menunjukkan trend peningkatan dan kerap menjadi topik perbincangan bisnis baik di media maupun dalam praktek keseharian.

9 PERTANYAAN WAJIB SEBELUM MEMBELI HAK WARALABA

John Naisbit dalam bukunya yang berjudul Megatrends, menyatakan bahwa waralaba merupakan konsep pemasaran yang paling berhasil selama sejarah umat manusia. Di Amerika Serikat setiap delapan menit sekali dibuka satu outlet waralaba. Hampir 40% dari usaha retail dijalankan dengan konsep waralaba. Di negara yang lebih muda perkembangan waralabanya, misalnya Malaysia, konsep waralaba hanya menguasasi 5% dari total industri retail.

Di Indonesia sendiri saat ini waralaba sudah mulai menunjukkan trend peningkatan dan kerap menjadi topik perbincangan bisnis baik di media maupun dalam praktek keseharian. Akibatnya semakin banyak orang yang tertarik untuk membeli hak waralaba. Namun sayangnya data yang ada menunjukkan bahwa peluang sukses waralaba di Indonesia hanya mencapai sekitar 60% saja. Bandingkan dengan di Amerika Serikat yang dapat mencapai diatas 90%.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada calon pembeli hak waralaba (calon franchisee), berupa pertanyaan-pertanyaan untuk menggali apakah waralaba cocok untuk dirinya atau tidak. Terdapat 10 pertanyaan yang harus dievaluasi, yaitu:

1. Apakah kita bersedia mengambil resiko menjadi seorang wirausaha?
2. Apakah kita akan menyukai cara berbisnis dengan format waralaba?
3. Apakah kita memiliki pengalaman sukses dalam membina hubungan dan berinteraksi dengan orang-orang?
4. Apakah kita memiliki modal yang cukup untuk membeli hak waralaba?
5. Apakah kita telah mempelajari semua dokumen yang berkaitan dengan aspek hukum dari franchisor?
6. Apakah Franchisor yang kita minati merupakan perusahaan yang solid, liquid dan sukses?
7. Apakah Franchisee yang ada sekarang secara umum gembira dan sukses atas usaha mereka?
8. Apakah anda menyukai staff franchisor yang mensupport anda?
9. Apakah kita mendapat dukungan dari keluarga?

Jika jawaban atas 9 pertanyaan tersebut positif, maka jangan sia-siakan peluang yang disediakan oleh waralaba. Selamat menjadi kapitalis baru!

Hari Ibu 22 Desember 2006 December 22, 2006

Posted by satriawan in Hello.
add a comment

Ibu …. tak terasa 33 tahun sudah umurku. Tapi rasanya masih belum cukup diri ini membuat Ibu bahagia. Masih saja terus aku membuatmu merenung. Apalagi saat-saat seperti ini … di saat aku jauh darimu. Andaikan boleh aku meminta, ingin ku malam ini bersimpuh di kakimu … memohon maaf atas segala khilafku selama ini.

Cinta dan Perkawinan December 22, 2006

Posted by satriawan in Motivation.
add a comment

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana
saya bisa menemukannya?
Gurunya menjawab, ” Ada ladang gandum yang luas didepan sana.
Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah
satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling
menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta” Plato pun berjalan, dan
tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?”
Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat
berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)”

Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak
tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak
kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru
kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak
sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya”

Gurunya kemudian menjawab “Jadi ya itulah cinta”
Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, “Apa itu
perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?”

Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah
tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu
pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi,
karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan
membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/subur, dan tidak
juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.
Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?”

Plato pun menjawab, “Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya,
setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan
kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa
tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya
ke sini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya”

Gurunyapun kemudian menjawab, “Dan ya itulah perkawinan”